Pembahasan Q.S Al-Mukminun Ayat 12 – 14
Artinya :
`` Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah ( 12 ) Kemudian
Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) ( 13 )Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik( 14 )`` [ QS. al-Mukminun (23):12-14 ]
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik( 14 )`` [ QS. al-Mukminun (23):12-14 ]
B.
Pembahasan Kami
Kami akan membahas surah dari
surat tersebut dengan bervariasi berdasarkan referensi masing – masing anggota
kelompok kami. Dan referensi yang kami kutip bisa anda lihat sumbernya di
daftar pustaka makalah kami ini. Dengan bervariasi pembahasan kami semoga
membuat kita lebih memahami secara mendalam proses kejadian manusia di dunia
ini.
Kami juga akan melampirkan
beberapa judul kitab – kitab tafsir yang bisa membuat para pembaca bisa
mendalami sendiri nantinya dengan sedalam – dalamnya. Karena kami sangat sadari
ilmu kami dalam menyusun makalah ini masih sangat minim sekali dan mungkin akan
membuat para pembaca tidak puas atau merasa kurang percaya dengan pembahasan
kami, maka kami mohon agar diberi sanggahan yang bersifat membangun agar kami
bisa perbaiki semuanya.
1.
Yang Dikutip Jamaluddin
Ayat-ayat di atas menerangkan
tahap-tahap penciptaan manusi dari
suatu keadaan kepada keadaan lain, yang menunjukkan akan kesempurnaan kekuasaan-Nya sehinggaDia Jalla
wa ‘Alaa saja yang berhak untuk diibadahi. Begitu pula penggambaran penciptaan Adam ‘Alaihis Salam yang Dia ciptakan dari suatu
saripati yang berasal dari tanah berwarna hitam yang berbau busuk dan diberi bentuk. Tanah tersebut diambil dari seluruh bagiannya, sebagaimana
dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘AlaihiWaSallam :
dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘AlaihiWaSallam :
“Sesungguhnya Allah menciptakan Adam
dari segenggam (sepenuh telapak tangan) tanah yang diambil dari seluruh
bagiannya. Maka datanglah anak Adam (memenuhi penjuru bumi dengan beragam warna kulit dan tabiat). Di antara mereka ada yang berkulit merah, putih, hitam, dan
di antara yang demikian. Di antara mereka ada yang bertabiat lembut, dan ada
pula yang keras, ada yang berperangai buruk (kafir) dan ada yang baik
(Mukmin).”
dari segenggam (sepenuh telapak tangan) tanah yang diambil dari seluruh
bagiannya. Maka datanglah anak Adam (memenuhi penjuru bumi dengan beragam warna kulit dan tabiat). Di antara mereka ada yang berkulit merah, putih, hitam, dan
di antara yang demikian. Di antara mereka ada yang bertabiat lembut, dan ada
pula yang keras, ada yang berperangai buruk (kafir) dan ada yang baik
(Mukmin).”
( Hadis
ini Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, dan
Tirmidzi, berkata Tirmidzi : ‘Hasan shahih’. Dishahihkan oleh Asy Syaikh Nashiruddin Al Albani
dalam Shahih Sunan Tirmidzi
juz 3 hadits 2355 dan Shahih Sunan Abu Daud juz 3 hadits 3925 )
Setelah Allah Subhanahu
wa Ta’ala menciptakan Adam ‘Alaihis Salam
dari tanah. Dia ciptakan pula Hawa ‘Alaihas Salam dari Adam. Dari Adam dan Hawa ‘Alaihimas
Salam inilah terlahir anak-anak
manusia di muka bumi dan berketurunan dari air mani yang keluar dari tulang sulbi laki-laki dan tulang
dada perempuan hingga hari kiamat nanti. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir juz 3 halaman 457) Imam
Thabari rahimahullah dan selainnya mengatakan bahwa diciptakan anak Adam dari mani Adam dan Adam
sendiri diciptakan dari tanah.
(Lihat Tafsir Ath Thabari juz 9 halaman 202)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menempatkan nuthfah (yakni air mani yang terpancar dari laki-laki dan perempuan dan bertemu ketika terjadi jima’) dalam rahim seorang ibu sampai waktu tertentu. Dia Yang Maha Kuasa menjadikan rahim itu sebagai tempat yang aman dan kokoh untuk menyimpan
calon manusia. Dari nuthfah, Allah jadikan ‘alaqah yakni segumpal darah beku yang bergantung di dinding rahim. Dari ‘alaqah menjadi mudhghah yakni sepotong daging kecil yang belum memiliki bentuk. Setelah itu dari sepotong daging bakal anak manusia tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian membentuknya memiliki kepala, dua tangan, dua kaki dengan tulang-tulang dan urat-uratnya. Lalu Dia menciptakan daging untuk menyelubungi tulang-tulang tersebut agar menjadi kokoh dan kuat. Ditiupkanlah ruh, lalu bergeraklah makhluk tersebut menjadi makhluk baru yang dapat melihat, mendengar, dan meraba. (Bisa dilihat keterangan tentang hal ini dalam
kitab-kitab tafsir, antara lain dalam Tafsir Ath Thabari, Tafsir Ibnu Katsir, dan lain-lain)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menempatkan nuthfah (yakni air mani yang terpancar dari laki-laki dan perempuan dan bertemu ketika terjadi jima’) dalam rahim seorang ibu sampai waktu tertentu. Dia Yang Maha Kuasa menjadikan rahim itu sebagai tempat yang aman dan kokoh untuk menyimpan
calon manusia. Dari nuthfah, Allah jadikan ‘alaqah yakni segumpal darah beku yang bergantung di dinding rahim. Dari ‘alaqah menjadi mudhghah yakni sepotong daging kecil yang belum memiliki bentuk. Setelah itu dari sepotong daging bakal anak manusia tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian membentuknya memiliki kepala, dua tangan, dua kaki dengan tulang-tulang dan urat-uratnya. Lalu Dia menciptakan daging untuk menyelubungi tulang-tulang tersebut agar menjadi kokoh dan kuat. Ditiupkanlah ruh, lalu bergeraklah makhluk tersebut menjadi makhluk baru yang dapat melihat, mendengar, dan meraba. (Bisa dilihat keterangan tentang hal ini dalam
kitab-kitab tafsir, antara lain dalam Tafsir Ath Thabari, Tafsir Ibnu Katsir, dan lain-lain)
2. Yang Dikutip Safriadi
Setelah
Tuhan mewahyukan betapa sikap seorang Mu'min sehingga Iman itu tumbuh dan
subur, Tuhan memberi ingat supaya dia menekur merenung dirinya, betapa asal
kejadiannya, dari mana datangnya, betapa dia hidup dan ke mana dia akan
kembali. Ini amat perlu diingatkan kepada manusia, sebab gelombang hidup
kerapkali menyebabkan manusia lupa. Apalah
yang akan dibanggakan manusia di dunia ini, padahal asal kejadiannya hanya
dari tanah. Dia makan dari sayur-sayuran, buah-buahan, padi, jagung dan
sebagainya, dan segala makanan itu tumbuh dan mengambil sari dari tanah. Datang
hujan menyuburkan padi, menghijaukan daun-daunan dan mekarlah bunga,
bergayutlah buah. Dan jika kemarau datang layu semua.
Didalam segala makanan itu ada segala macam -macm saringan yang ditakdirkan Tuhan atas alam , disana ada zat besi , zat putih telur , vitamin , kalori , hormon dan sebagainya . Dengan makanan itu teraturlah jalan darahnya , dan tidak dapat hidup kalau bukan dari zat bumi tempat dia dilahirkan itu . Dalam tubuh yang sihat, mengalirlah darah, berpusat pada jantung dan dari jantung , mengalirlah darah itu ke seluruh tubuh. Dalam darah itu terdapat zat yang akan menjadi mani. Setetes mani terdapat beribu-ribu bahkan bermilliun "tampang" yang akan dijadikan manusia , yang tersimpan dalam shulbi laki-laki dan taroib perempuan.
Didalam segala makanan itu ada segala macam -macm saringan yang ditakdirkan Tuhan atas alam , disana ada zat besi , zat putih telur , vitamin , kalori , hormon dan sebagainya . Dengan makanan itu teraturlah jalan darahnya , dan tidak dapat hidup kalau bukan dari zat bumi tempat dia dilahirkan itu . Dalam tubuh yang sihat, mengalirlah darah, berpusat pada jantung dan dari jantung , mengalirlah darah itu ke seluruh tubuh. Dalam darah itu terdapat zat yang akan menjadi mani. Setetes mani terdapat beribu-ribu bahkan bermilliun "tampang" yang akan dijadikan manusia , yang tersimpan dalam shulbi laki-laki dan taroib perempuan.
Dengan kehendak Ilahi bertemulah zat
tampang dari laki-laki yang rupanya sebagai cacing yang sangat kecil , berpadu
satu dengan zat mani pada perempuan yang merupakan telur yang sangat kecil.
Perpaduan keduanya, itu , yang dinamai Nutfah. Kian lama kian besarlah nutfah
itu, dalam empat puluh hari. Dan dalam masa 40 hari mani yang telah berpadu,
beransur menjadi darah segumpal. Untuk melihat contoh peralihan beransur
kejadian itu, dapatlah kita memecahkan telur ayam yang sedang dierami induknya.
Tempatnya aman dan terjamin, panas seimbang dengan dingin, di dalam rahim bunda
kandung, itulah "qaraarin makiin", tempat yang terjamin terpelihara. Lepas 40 hari dalam bentuk segumpal
air mani berpadu itu dia pun bertukar rupa menjadi segumpal darah. Ketika Ibu
telah hamil dalam dua tengah tiga bulan. Penggeligaan itu sangat berpengaruh
atas badan si Ibu, pendingin , pemarah, berubah-ubah perangai, kadang-kadang
tak enak makan.
Dan setelah 40 hari berubah darah, dia beransur kian
membeku, membeku terus hingga jadi segumpal daging, membeku terus hingga
berubah sifatnya menja tulang. Dikelilingi tulang itu masih ada persediaan air
yang kelaknya menjadi daging untuk menyelimuti tulang-tulang itu. Mulanya hanya
sekumpul tulang, tetapi kian sehari telah ada bentuk kepala, kaki dan tangan
dan seluruh tulang-tulang dalam badan. Kian lama kian diselimuti oleh daging. Pada saat itu dianugerahkan kepadanya
"roh", maka bernafaslah dia. Dengan dihembuskan nafas pada sekumpul tulang dan daging itu,
berubahlah sifatnya. Itulah calon yang akan menjadi manusia.
3. Yang Dikutip Fenni
Erlina
Dalam surat Al Mukminun ayat 12-14
Allah SWT menerangkan tentang proses penciptaan manusia. Sebelum para ahli
dalam bidang kedokteran modern mengetahui proses asal usul kejadian penciptaan
manusia dalam rahim ibunya, Allah SWT sudah terlebih dahulu mejelaskan perihal
kejadian tersebut dalam Al Qur’an seperti dalam surat Al Mukminun ayat 12-14,
dan diperkuat oleh ayat lainnya diantaranya Surat Al Hasyr ayat 24 yang Artinya
: Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang
mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan
Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS Al Hasyr : 24)
Pada surat Al Mukminun ayat 12 -14
Allah SWT menjelaskan bahwa proses penciptaan manusia dalam rahim ibunya
terbagi menjadi 3 fase yaitu:
1.
Fase air mani
2.
Fase segumpal darah
3.
Fase segumpal daging
Yang
masing-masing fasenya memakan waktu 40 hari, hal ini dijelaskan dalam sebuah
hadits yang di riwayatkan oleh bukhari:
Artinya :
Dari Abdullah bin Mas’ud ra.,ia berkata : Rasululla saw
bercerita kepada kami, beliaulah yang benar dan dibenarkan : “Sesungguhnva
penciptaan perseoranganmu terkumpul dalam perut ibunva empat puluh hari dan
empat puluh malam atau empat puluh malam, kemudian menjadi segumpal darah,
semisal itu (40 hari = pen) kemudian menjadi segumpal daging, semisal itu (40
hari = pen), kemudian Allah mengutus Malaikat, kemudian dipermaklumkan dengan
empat kata, kemudian malaikat mencari rizkinya, ajalnya (batas hidupnya),
amalnya serta celaka dan bahagianya kemudian Malaikat meniupkan ruh padanya.
Sesungguhnya salah seorang di antaramu niscaya beramal dengan amal ahli
(penghuni) sorga, sehingga jarak antara sorga dengan dia hanya satu hasta,
namun catatan mendahuluinya, maka ia beramal dengan penghuni neraka, maka ia
masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang diantaramu, beramal dengan amal
ahli neraka, sehingga jarak antara neraka dengan dia hanya satu hasta, namun
catatan mendahuinya, maka ia beramal dengan amal penghuni sorga, maka ia masuk
sorga. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
4. Yang Dikutip Nurul
Husna
Pada surat Al Mukminun ayat 12 -14 Allah SWT menjelaskan
bahwa proses penciptaan manusia dalam rahim ibunya terbagi menjadi 3 fase
yaitu:
1.
Fase
air mani
2.
Fase
segumpal darah
3.
Fase
segumpal daging
Akan tetapi dalam surat Al Hasyr Allah menjelaskan bahwa
janin sebelum menjadi manusia sempurna juga mengalami tiga fase, yaitu:
1.
Taswir,
yaitu digambarkan dengan bentuk garis-garis, waktunya setelah 42 hari
2.
Al
Khalq, yaitu dibuat bagian-bagian tubuhnya
3.
Al
Baru’, yaitu penyempurnaan terhadap bentuk janin
Kesimpulan kandungan surat Al Mukminun ayat 12-14 ini
antara lain adalah sebagai
berikut :
1.
Menjelaskan
tentang proses kejadian manusia
2.
Allah
memberi kesempatan hidup di dunia kepada manusia
3.
Usia
manusia ditentukan oleh Allah SWT
4.
Manusia
diperintahkan untuk memikirkan proses kejadiannya agar tidak sombong kepada
Allah dan sesama manusia
5. Yang Dikutip Fitria
Ulfa
Proses
Kejadian manusia menrurut QS. Al Mukminun : 12-14 ketika masih berada dalam
kandungan adalah sebagai berikut :
- Allah SWT menjadikan saripati tanah yang terdapat dalam tubuh manusia sebagai nuthfah (air yang berisi spermatozoa, disebut sperma), yang kemudian ditumpahkan ke dalam qarar (rahim atau kandungan)
- Allah menjadikan nuthfah sebagai alaqah yaitu gumpalan darah yang berbentuk menyerupai buah lecis atau lintah
- Dari alaqah Allah SWT menjadikan sebagai mudghah, yaitu segumpal daging menyerupai daging hancur yang sudah dikunyah
- Dari mudghah Allah SWT menjadikan sebagai i’izaam, yaitu tulang atau rangka
- Kemudian tulang atau rangka itu dibalut oleh daging
- Setelah itu Allah SWT menjadikan sebagai makhluk dalam bentuk lain yaitu dalam bentuk manusia yang telah berkepala, berbadan, bertangan dan berkaki
. Kandungan QS. Al Mukminun : 12-14
- Allah adalah stu-satunya yang menciptakan manusia
- Penegasan Allah SWT bahwa manusia meupakan makhluk ciptaan-Nya yang asal kejadiannya dari sari pati tanah
- Informasi dari Allah tentang proses kejadian manusia ketika masih berada dalam kandungan
- Allah memberi kesempatan hidup di dunia kepada manusia
- Usia manusia ditentukan oleh Allah SWT
- Manusia diperintahkan untuk memikirkan proses kejadiannya agar tidak sombong kepada Allah dan sesama manusia.
6. Yang Dikutip Rahmatin
Adillah
Surat almukminun ayat 12- 14
menjelaskan tentanng proses kejadian manusia
maka saya akan menjelaskan tentang kejadian manusia Menurut
Pandangan Ilmu Pengetahuan Umum. Penjelasan
tentang proses penciptaan manusia sebelum dijelaskan menurut pandangan ilmu
pengetahuan umum.
Allah SWT sudah terlebih dahulu mejelaskan perihal kejadian tersebut dalam Al
Qur’an seperti dalam surat Al-Mu’min, 40 : 67 bahwa Manusia adalah keturunan
Nabi Adam As, jasmaninya berproses dari saripati tanah. Tumbuh-tumbuhan
menghisap saripati tanah itu dan hewan memakan sebagian tumbuh-tumbuhan.
Manusia memakan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Ini berarti ke dalam tubuh manusia
telah masuk unsur saripati tanah. Sebagian
saripati makanan (saripati tanah), berproses manjadi nuthfah (air yang berisi
spermatozoa, disebut sperma) yang terdapat pada laki-laki (suami). Melalui proses senggama,
nuthfah masuk ke dalam qarar (rahim atau kandungan ibu). Di dalam rahim, nuthfah (sperma) bertemu
dengan sel telur atau ovum, sehingga terjadi pembuahan.
Menurut ilmu Biologi, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan asal kejadiannya adalah dari tanah. Hal ini telah dibuktikan dengan menggunakan metode abu bekas bakaran dari makhluk hidup tersebut. Hasil penelitian tersebut diketahui bahwa unsur-unsur asli yang ada pada manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan sama dengan unsur-unsur yang terdapat dalam tanah, yaitu Oksigen ( O ), Hidrogen ( H ), Zat Belerang ( S ), Zat Arang ( C ), Kalium ( K ), Natrium ( Na ), Yodium ( J ), Asam Arang ( CO2 ), Air ( H2O ) dan zat-zat lainyya yang berfungsi sebagai pelengkap.
Senada dengan pendapat di atas, Prof. Bahi Khuli mengemukakan bahwa ada unsur yang sama antara debu dan jasad manusia. Unsur-unsur tesebut adalah :
Menurut ilmu Biologi, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan asal kejadiannya adalah dari tanah. Hal ini telah dibuktikan dengan menggunakan metode abu bekas bakaran dari makhluk hidup tersebut. Hasil penelitian tersebut diketahui bahwa unsur-unsur asli yang ada pada manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan sama dengan unsur-unsur yang terdapat dalam tanah, yaitu Oksigen ( O ), Hidrogen ( H ), Zat Belerang ( S ), Zat Arang ( C ), Kalium ( K ), Natrium ( Na ), Yodium ( J ), Asam Arang ( CO2 ), Air ( H2O ) dan zat-zat lainyya yang berfungsi sebagai pelengkap.
Senada dengan pendapat di atas, Prof. Bahi Khuli mengemukakan bahwa ada unsur yang sama antara debu dan jasad manusia. Unsur-unsur tesebut adalah :
- Oksigen
= 63 % - Karbon = 20,20 % -
Hidrogen = 9,90 % - Nitrogen = 2,50 %
- Kalsium = 2,45 % -
Phaspor = 1,01 % - Klor = 0,16 % - Fhlor = 0,14 %
- Kaporit = 0,14 % -
Photasium = 0,11 % - Sodium = 0,10 % -
Magnesium = 0,07 %
- zat besi =
0,01 % - Yodium+Silikon+Magnet
= Molekul atom.
7. Yang Dikutip Ramadhan
Sekarang saya akan menjelaskan kejadian manusia
berdasarkan hadis Rasullah SAW yang juga berhubungan dengan surat almukminun
ayat 12 – 14 tentang proses kejadian manusia.
Abi ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata : Telah menceritakan kepada kami Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan beliau adalah yang selalu benar (jujur) dan dibenarkan, Beliau bersabda :
“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nuthfah. Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (40 hari). Kemudian menjadi gumpalan seperti sekerat daging selama itu pula. Kemudian diutus kepadanya seorang Malaikat maka ia meniupkan ruh kepadanya dan ditetapkan empat perkara, ditentukan rezkinya, ajalnya, amalnya, sengsara atau bahagia. Demi Allah yang tiada illah selain Dia, sungguh salah seorang di antara kalian ada yang beramal dengan amalan ahli Surga sehingga tidak ada di antara dia dan Surga melainkan hanya tinggal sehasta, maka telah mendahuluinya ketetapan takdir, lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka sehingga ia memasukinya. Dan sungguh salah seorang di antara kalian ada yang beramal dengan amalan ahli neraka sehingga tidak ada antara dia dan neraka melainkan hanya tinggal sehasta. Maka telah mendahuluinya ketetapan takdir, lalu ia beramal dengan amalan ahli Surga sehingga ia memasukinya.”
(HR. Bukhari 6/303 -Fathul Bari dan Muslim 2643, shahih)
Abi ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata : Telah menceritakan kepada kami Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan beliau adalah yang selalu benar (jujur) dan dibenarkan, Beliau bersabda :
“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nuthfah. Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (40 hari). Kemudian menjadi gumpalan seperti sekerat daging selama itu pula. Kemudian diutus kepadanya seorang Malaikat maka ia meniupkan ruh kepadanya dan ditetapkan empat perkara, ditentukan rezkinya, ajalnya, amalnya, sengsara atau bahagia. Demi Allah yang tiada illah selain Dia, sungguh salah seorang di antara kalian ada yang beramal dengan amalan ahli Surga sehingga tidak ada di antara dia dan Surga melainkan hanya tinggal sehasta, maka telah mendahuluinya ketetapan takdir, lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka sehingga ia memasukinya. Dan sungguh salah seorang di antara kalian ada yang beramal dengan amalan ahli neraka sehingga tidak ada antara dia dan neraka melainkan hanya tinggal sehasta. Maka telah mendahuluinya ketetapan takdir, lalu ia beramal dengan amalan ahli Surga sehingga ia memasukinya.”
(HR. Bukhari 6/303 -Fathul Bari dan Muslim 2643, shahih)
Berita Nubuwwah di atas mengabarkan
bahwa proses perubahan janin anak manusia
berlangsung selama 120 hari dalam tiga bentuk yang tiap-tiap bentuk berlangsung selama
40 hari. Yakni 40 hari pertama sebagai nuthfah, 40 hari kedua dalam bentuk segumpal darah, dan 40 hari
ketiga dalam bentuk segumpal
daging. Setelah berlalu 120 hari, Allah perintahkan seorang Malaikat untuk
meniupkan ruh dan menuliskan untuknya 4 perkara di atas.
8. Yang Dikutip Liza
Mairisa
Saya akan menambahkan penjelasan dari
kawan saya ramadhan tentang kejadian manusia berdasarkan hadis Nabi Muhammad
SAW dalam riwayat lain Malaikat
masuk menuju nuthfah setelah nuthfah itu menetap dalam
rahim selama 40 atau 45 malam, maka Malaikat itu berkata : “Wahai Rabbku! Apakah (nasibnya)
sengsara atau bahagia?” Lalu ia
menulisnya. Kemudian berkata lagi : “Wahai Rabbku! Laki-laki atau perempuan?” Lalu ia menulisnya dan ditulis (pula) amalnya, atsarnya[1], ajalnya, dan rezkinya, kemudian digulung lembaran catatan tidak ditambah padanya dan tidak dikurangi.
(HR. Muslim dan Hudzaifah bin Usaid radhiallahu ‘anhu, shahih)
menulisnya. Kemudian berkata lagi : “Wahai Rabbku! Laki-laki atau perempuan?” Lalu ia menulisnya dan ditulis (pula) amalnya, atsarnya[1], ajalnya, dan rezkinya, kemudian digulung lembaran catatan tidak ditambah padanya dan tidak dikurangi.
(HR. Muslim dan Hudzaifah bin Usaid radhiallahu ‘anhu, shahih)
Dalam Ash Shahihain dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘ Alaihi Wa Sallam
bersabda :
Allah mewakilkan seorang Malaikat untuk menjaga rahim. Malaikat itu berkata : “Wahai Rabbku! Nuthfah, Wahai Rabbku! Segumpal darah, wahai Rabbku! Segumpal daging.” Maka apabila Allah menghendaki untuk menetapkan penciptaannya, Malaikat itu berkata : “Wahai Rabbku! Laki-laki atau perempuan? Apakah (nasibnya) sengsara atau bahagia? Bagaimana dengan rezkinya? Bagaimana ajalnya?” Maka ditulis yang demikian dalam perut ibunya. (HR. Bukhari `11/477 -Fathul Bari dan Muslim 2646 riwayat dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu)
Dari beberapa riwayat di atas, ulama menggabungkannya sehingga dipahami bahwasanya Malaikat yang ditugasi menjaga rahim terus memperhatikan keadaan nuthfah dan ia berkata : “Wahai Rabbku! Ini ‘alaqah, ini mudhghah” pada waktu-waktu tertentu saat terjadinya perubahan dengan perintah Allah dan Dia Subhanahu wa Ta’ala Maha Tahu. Adapun Malaikat yang ditugasi, ia baru mengetahui setelah terjadinya perubahan tersebut karena tidaklah semua nuthfah akan menjadi anak.
Allah mewakilkan seorang Malaikat untuk menjaga rahim. Malaikat itu berkata : “Wahai Rabbku! Nuthfah, Wahai Rabbku! Segumpal darah, wahai Rabbku! Segumpal daging.” Maka apabila Allah menghendaki untuk menetapkan penciptaannya, Malaikat itu berkata : “Wahai Rabbku! Laki-laki atau perempuan? Apakah (nasibnya) sengsara atau bahagia? Bagaimana dengan rezkinya? Bagaimana ajalnya?” Maka ditulis yang demikian dalam perut ibunya. (HR. Bukhari `11/477 -Fathul Bari dan Muslim 2646 riwayat dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu)
Dari beberapa riwayat di atas, ulama menggabungkannya sehingga dipahami bahwasanya Malaikat yang ditugasi menjaga rahim terus memperhatikan keadaan nuthfah dan ia berkata : “Wahai Rabbku! Ini ‘alaqah, ini mudhghah” pada waktu-waktu tertentu saat terjadinya perubahan dengan perintah Allah dan Dia Subhanahu wa Ta’ala Maha Tahu. Adapun Malaikat yang ditugasi, ia baru mengetahui setelah terjadinya perubahan tersebut karena tidaklah semua nuthfah akan menjadi anak.
Perubahan nuthfah itu
terjadi pada waktu 40 hari yang
pertama dan saat itulah ditulis rezki, ajal, amal, dan sengsara atau bahagianya. Kemudian pada waktu yang
lain, Malaikat tersebut menjalankan tugas yang lain
yakni membentuk calon manusia tersebut dan membentuk pendengaran, penglihatan, kulit, daging, dan
tulang, apakah calon manusia itu laki-laki ataukah
perempuan. Yang demikian itu terjadi pada waktu 40 hari yang ketiga saat janin
berbentuk mudhghah dan sebelum ditiupkannya
ruh karena ruh baru ditiup setelah sempurna bentuknya.
9. Yang Dikutip Mahli
Fitriani
Saya akan menyajikan tentang keterkaitan kejadian manusia berdasarkan
pengaruh perkembangan tekhnologi yang juga tidak melenceng dari masalah kita. majunya ilmu pengetahuan, telah dapatlah dikirim mani
laki-laki dari tempat jauh untuk dicampurkan dengan mani perempuan hingga
terjadilah hamil buatan tanpa bersetubuh. Dan ini sudah dilakukan orang untuk binatang ternak dan
mulai pula dilakukan orang di antara manusia.Paling akhir tersebut pula pendapat
baru seorang sarjana kimia dari Italia yang mengemukakan bahwa dari campuran
zat kimia dia telah dapat mencampur aduk demikian rupa, hingga menghasilkan
seorang manusia yang ber nyawa.
Tentang zat semacam ini mungkin saja kejadian tidakiah
mustahil pada akal. Ketika orang mula-mula menetaskan telur ayam dengan
listrik, banyaklah orang heran. Sebelum melihat banyaklah yang tidak percaya.
Setengah orang cemas karena semuanya ini menentang agama. Atau bertentangan
dengan agama. Tidak! Kemajuan ilmu pengetahuan dan kesungguhan me-nyelidik tidaklah bertentangan
dengan agama. Kita harus merasa syukur atas kemajuan ilmu pengetahuan itu,
karena bertambah maju ilmu pengetahuan bertambah yakin kita akan adanya Tuhan
yang di antara sifatnya ialah "Alim" dan "Ilm". Di antara
kita merasa syukur karena kemajuan ilmu pengetahuan tentang tenaga atom.
Soalnya sekarang bukanlah soal pesatnya ilmu pengetahuan. Soalnya sekarang
ialah buat apa pengetahuan itu digunakan. Adakah kemajuan kemanusiaan atau bagi
kehancurannya?
Jika pengetahuan memindahkan mani dan hamil buatan
dipergunakan untuk memperbanyak dan untuk memperkembang-biakkan binatang ternak
seluruh dunia, sehingga dunia tidak kekurangan daging untuk makanan. Alangkah
berfaedahnya pengetahuan itu. Tetapi, jika mani laki-laki dikumpul di suatu
tempat untuk dikirim kepada perempuan yang memerlukannya, dari laki-laki yang
tak dikenal untuk perempuan yang tak dikenal, apa namanya pekerjaan itu ? Untuk memproduksi lagi banyak-banyak manusia yang tak terang
bapaknya? Salah satu tugas agama ialah memelihara keturunan, mendirikan kekeluargaan,
agar seorang ayah bertanggungjawab terhadap anak. Sampai terhadap isteri.
Itulah yang benama manusia. Itulah kemanusiaan. Itulah sebabnya maka nikah
kawin dipandang suci oleh segala agama.
Kalau menternakkan manusia sudah sebagai menetaskan telur
ayam dengan listrik, atau "penyuntikan mani" di luar persetubuhan ke
dalam faraj perempuan hingga timbul hamil buatan, atau kalau seorang sarjana
telah mem buat manusia dengan zat kimia, kalau semuanya ini telah berlaku,
runtuhlah segala nilai kemanusiaan, dan samalah manusia dengan binatang Dan
menjadi kutuklah ilmu pengetahuan itu bagi kehidupan, karena tidak ada perlunya.
Oleh sebab itu semuanya marilah kita perdalam pengetahuan,
perlanjui penyelidikan, tetapi sekali-kali jangan lepas dari agama.
10. Yang Dikutip Eka
Anggreini
Sekarang
saya akan menjelaskan kejadian manusia berdasarkan hadis Rasullah SAW yang juga
berhubungan dengan surat almukminun ayat 12 – 14 tentang proses kejadian
manusia. Adapun
sabda beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
:
Apabila telah melewati nuthfah waktu 42 malam, Allah mengutus padanya seorang Malaikat, maka dia membentuknya dan membentuk pendengarannya, panglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulangnya. Kemudian Malaikat itu berkata : “Wahai Rabbku! Laki-laki atau perempuan … .”
Apabila telah melewati nuthfah waktu 42 malam, Allah mengutus padanya seorang Malaikat, maka dia membentuknya dan membentuk pendengarannya, panglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulangnya. Kemudian Malaikat itu berkata : “Wahai Rabbku! Laki-laki atau perempuan … .”
Al Qadhi ‘Iyadl dan selainnya mengatakan bahwasanya sabda beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam di atas tidak menunjukkan dhahirnya dan tidak benar pendapat yang
membawakan hadits ini pada makna
dhahirnya. Akan tetapi yang dimaksudkan maka dia membentuknya dan membentuk pendengarannya,
penglihatannya … dan seterusnya adalah bahwasanya Malaikat itu menulis yang demikian, kemudian pelaksanaannya
pada waktu yang lain
(pada waktu 40 hari yang ketiga) dan tidak mungkin pada waktu 40 hari yang pertama.
Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah dalam Fathul Bari (II/484) membawakan secara ringkas perkataan Ibnu Ash Shalah :
“Adapun sabda beliau Shallallahu ‘AlaihiWaSallam dalam hadits Hudzaifah bahwasanya pembentukan terjadi pada awal waktu 40 hari yang kedua. Sedangkan dalam dhahir hadits Ibnu Mas’ud dikatakan bahwa pembentukan baru terjadi setelah calon anak manusia menjadi mudhghah (segumpal daging). Maka hadits yang pertama (hadits Hudzaifah) dibawa pengertiannya kepada pembentukan secara lafadh dan secara penulisan saja belum ada perbuatan, yakni pada masa itu disebutkan bagaimana pembentukan calon anak manusia dan Malaikat yang ditugasi menuliskannya.”
Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah dalam Fathul Bari (II/484) membawakan secara ringkas perkataan Ibnu Ash Shalah :
“Adapun sabda beliau Shallallahu ‘AlaihiWaSallam dalam hadits Hudzaifah bahwasanya pembentukan terjadi pada awal waktu 40 hari yang kedua. Sedangkan dalam dhahir hadits Ibnu Mas’ud dikatakan bahwa pembentukan baru terjadi setelah calon anak manusia menjadi mudhghah (segumpal daging). Maka hadits yang pertama (hadits Hudzaifah) dibawa pengertiannya kepada pembentukan secara lafadh dan secara penulisan saja belum ada perbuatan, yakni pada masa itu disebutkan bagaimana pembentukan calon anak manusia dan Malaikat yang ditugasi menuliskannya.”
Dalam
ta’liq kitab Tuhfatul Wadud
halaman 203-204 disebutkan
bahwasanya hadits yang menyatakan Malaikat membentuk nuthfah setelah berada di rahim selama 40 malam, tidaklah
bertentangan dengan hadits-hadits yang lain.
Karena pembentukan Malaikat atas nuthfah
terjadi setelah nuthfah tersebut bergantung di
dinding rahim selama 40 hari
yakni ketika telah berubah menjadi mudhghah.
11. Yang Dikutip Dahliana
Saya akan melanjutkan pembahasannya, Perubahan janin dari nuthfah menjadi
‘alaqah
dan seterusnya itu berlangsung setahap demi setahap (tidak sekaligus). Pada waktu 40 hari yang pertama, darah masih bercampur dengan nuthfah, terus bercampur sedikit demi sedikit hingga sempurna menjadi ‘alaqah pada 40 hari yang kedua, dan sebelum itu tidaklah ia dinamakan ‘alaqah. Kemudian ‘alaqah bercampur dengan daging, sedikit demi sedikit hingga berubah menjadi mudhghah. (Lihat Fathul Bari) Tatkala telah sempurna waktu 4 bulan, ditiupkanlah ruh dan hal ini telah disepakati oleh ulama.
dan seterusnya itu berlangsung setahap demi setahap (tidak sekaligus). Pada waktu 40 hari yang pertama, darah masih bercampur dengan nuthfah, terus bercampur sedikit demi sedikit hingga sempurna menjadi ‘alaqah pada 40 hari yang kedua, dan sebelum itu tidaklah ia dinamakan ‘alaqah. Kemudian ‘alaqah bercampur dengan daging, sedikit demi sedikit hingga berubah menjadi mudhghah. (Lihat Fathul Bari) Tatkala telah sempurna waktu 4 bulan, ditiupkanlah ruh dan hal ini telah disepakati oleh ulama.
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah membangun madzhabnya yang masyhur
berdasarkan dhahir hadits Ibnu Mas’ud bahwasanya
anak ditiupkan ruh padanya setelah berlalu waktu 4 bulan. Karena itu
bila janin seorang wanita gugur setelah sempurna 4 bulan,
janin tersebut dishalatkan (telah memiliki ruh
kemudian meninggal). Diriwayatkan yang demikian
juga dari Sa’id Ibnul Musayyib dan merupakan salah satu dari pendapatnya Imam
Syafi’i dan Ishaq.
juga dari Sa’id Ibnul Musayyib dan merupakan salah satu dari pendapatnya Imam
Syafi’i dan Ishaq.
Dinukilkan dari Imam Ahmad
bahwasanya ia berkata : “Apabila janin
telah mencapai umur 4 bulan 10 hari, maka pada waktu yang 10 hari itu
ditiupkan padanya ruh dan dishalatkan atasnya (bila janin
tersebut gugur).” (Lihat Iqadzul Himam Al Muntaqa min Jami’
Al ‘Ulum wa Al Hikam halaman 88-89 oleh Abi Usamah Salim bin ‘Ied Al
Hilali) Kita lihat dalam hadits Ibnu Mas’ud
di atas bahwasanya penulisan
Malaikat terjadi setelah berlalu waktu 40 hari yang ketiga. Sedangkan
pada riwayat-riwayat di atas, penulisan Malaikat terjadi
setelah waktu 40 hari yang pertama. Riwayat-riwayat
tersebut tidaklah bertentangan.
Imam An Nawawi rahimahullah
menerangkan dalam Syarah Muslim
(juz 5 halaman 191) setelah membawakan lafadh hadits dari Imam Bukhari berikut ini :
‘Sesungguhnya penciptaan setiap kalian dikumpulkan dalam rahim ibunya selama 40 hari (sebagai nuthfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga. Kemudian menjadi segumpal daging selama itu juga. Kemudian Allah mengutus seorang Malaikat dan diperintah (untuk menuliskan) empat perkara, rezkinya dan ajalnya, sengsara atau bahagianya. Kemudian ditiupkan ruh padanya … .’
‘Sesungguhnya penciptaan setiap kalian dikumpulkan dalam rahim ibunya selama 40 hari (sebagai nuthfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga. Kemudian menjadi segumpal daging selama itu juga. Kemudian Allah mengutus seorang Malaikat dan diperintah (untuk menuliskan) empat perkara, rezkinya dan ajalnya, sengsara atau bahagianya. Kemudian ditiupkan ruh padanya … .’
Yang jelas penulisan takdir untuk
janin di perut ibunya bukanlah
penulisan takdir yang ditetapkan untuk semua makhluk sebelum makhluk itu dicipta. Karena takdir yang
demikian telah ditetapkan 50.000 tahun sebelumnya,
sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dari Abdullah bin ‘Amr radhiallahu
‘anhuma : “Sesungguhnya Allah menetapkan
takdir-takdir makhluknya lima puluh ribu tahun sebelum menciptakan
langit-langit dan bumi.
(HR. Muslim 2653, shahih)
12. Yang Dikutip Winda
Zanna Safitri
Saya akan memperluas pembahasannya dengan kajian – kajian lain yaitu Allah menjadikan manusia dari khulasah
(sari) tanah, artinya asal mulanya manusia itu dijadikan Allah dari tanah. Menurut pendapat ahli
pengetahuan bahwa bumi ini sebagian
dari matahari, sebab ia pada mula-mulanya sangat panas dan bernyala-nyala, sebagaimana matahari
itu. Tetapi lama kelamaan menjadi dinginlah kulitnya yang terbelah
keluar, sedang isinya yang didalam masih panas juga. Pertimbangan
yang terkenal dan dihormati ilmuwan embriologi ini dinyatakan atas pembelajaran
ayat al-Quran sesuai dengan disiplinnya.
Dan kesimpulannya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah.
Kata alaqah dalam bahasa Arab memiliki tiga arti. Pertama, berarti pacet atau lintah; kedua, berarti sesuatu yang tertutup; dan ketiga, berarti segumpal darah. Dalam perbandingan lintah air tawar dengan em-brio pada tingkat alaqah, Profesor Moore menemukan persamaan yang besar di antara keduanya. Dia menyimpulkan bahwa embrio selama tingkatan alaqah kenampakannya mirip dengan lintah itu. Profesor Moore menempatkan gambar sisi embrio dengan sisi gambar seekor lintah. Dia memperlihatkan gambar gambar ini kepada para ilmuwan di beberapa konferensi.
Kata alaqah dalam bahasa Arab memiliki tiga arti. Pertama, berarti pacet atau lintah; kedua, berarti sesuatu yang tertutup; dan ketiga, berarti segumpal darah. Dalam perbandingan lintah air tawar dengan em-brio pada tingkat alaqah, Profesor Moore menemukan persamaan yang besar di antara keduanya. Dia menyimpulkan bahwa embrio selama tingkatan alaqah kenampakannya mirip dengan lintah itu. Profesor Moore menempatkan gambar sisi embrio dengan sisi gambar seekor lintah. Dia memperlihatkan gambar gambar ini kepada para ilmuwan di beberapa konferensi.
Arti kedua dari kata alaqah adalah
sesuatu yang tergantung. Hal ini dapat kita lihat
dalam penggabungan embrio dengan uterus dalam
rahim ibu selarna masa alaqah. Arti ketiga kata alaqah adalah segumpal darah.
Hal ini berarti, sebagaimana yang diungkapkan Profesor Moore, bahwa embrio
selama selama fase alaqah melalui kejadian di dalam, seperti formasi darah di
dalam pembuluh darah tertutup, sampai putaran metabolisme
yang dilengkapi dengan plasenta.
Selama fase alaqah, darah ditarik di
dalam pembuluh darah tertutup dan itulah
mengapa embrio tampak seperti segumpal darah, tampak juga seperti lintah. Kedua
deskripsi itu dijelaskan secara menakjubkan dengan
kata alaqah di dalam al-Quran.
Bagaimana Nabi Muhammad SAW
kemungkinan telah mengetahui dirinya. Profesor Moore juga mempelajari embrio saat fase mudghah (gumpalan
seperti zat/ substansi). Dia mengambil lempengan
tanah liat yang kasar dan mengunyahnya ke dalam mulut. Kemudian mem-bandingkan lempengan itu dengan sebuah gambar embrio saat
fase mudghah. Profesor Moore me-nyimpullkan bahwa embrio saat fase mudghah tampak jelas seperti gumpalan zat.
Beberapa majalah di Kanada menerbitkan
beberapa pernyataan Profesor
Moore. Lagipula, dia menjelaskan dalam tiga Perkembangan
embrio manusia acara TV di mana dia menyoroti kesesuaian ilmu pe-ngetahuan modern dengan apa yang tersebut di dalam al-Quran selama 1400
tahun. Akibatnya, Profesor Moore ditanya dengan pertanyaan seperti berikut: "Apakah hal ini
berarti kamu percaya bahwa al-Quran itu firman Allah?" Kemudian beliau menjawab: "Saya
tidak menemukan kesulitan dalam penemuan hal ini." Profesor Moore juga
ditanya: "Bagaimana Anda percaya dengan Nabi Muhammad SAW jika Anda
masih percaya dengan Yesus Kristus?" Dia menjawab: "Saya percaya keduanya,
karena keduanya dari sekolah yang sama."
Beginners Guide to Baccarat – Beginners Guide to Baccarat
BalasHapusBaccarat is the most popular and popular card game in the 1xbet United States. 바카라 The game choegocasino is played in a standard deck of cards,
Casino Hotel Map & Directions - Mapyro
BalasHapusFind Casino Hotel driving งานออนไลน์ directions, reviews and information for Casino Hotel in El 제주도 출장안마 Cajon, CA. Riverboat Casino, owned 원주 출장안마 and operated by Treasure Island 거제 출장안마 Casino & Hotel 경기도 출장마사지