A.
SEL
a.
Pengertian
Sel merupakan
unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Oleh karena itu,
sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh
kebutuhan hidupnya terpenuhi.Semua organisme
selular terbagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan arsitektur basal dari
selnya, yaitu organisme prokariota dan organisme eukariota.
Organisme prokariota tidak memiliki inti sel
dan mempunyai organisasi internal sel yang relatif lebih sederhana. Prokariota
terbagi menjadi dua kelompok yang besar: eubakteria yang meliputi
hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok prokariota yang sangat mirip dengan bakteri
dan berkembang-biak di lingkungan yang ekstrem seperti sumber air panas yang
bersifat asam atau air yang mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Genom prokariota terdiri
dari kromosom
tunggal yang melingkar, tanpa organisasi DNA.
b.
Perkembangan
Sel
Di dalam tubuh manusia, telah dikenali sekitar 210
jenis sel. Sebagaimana organisme multiselular lainnya, kehidupan manusia juga
dimulai dari sebuah sel embrio diploid hasil dari fusi haploid oosit dan spermatosit yang kemudian
mengalami serangkaian mitosis. Pada tahap awal, sel-sel embrio bersifat totipoten, setiap sel
memiliki kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi salah satu dari seluruh jenis
sel tubuh. Selang berjalannya tahap perkembangan, kapasitas diferensiasi
menjadi menurun menjadi pluripoten, hingga menjadi
sel
progenitor yang hanya memiliki kapasitas untuk terdiferensiasi
menjadi satu jenis sel saja, dengan kapasitas unipoten.
Pada level molekular, perkembangan sel dikendalikan
melalui suatu proses pembelahan sel, diferensiasi sel, morfogenesis dan apoptosis.
Tiap proses, pada awalnya, diaktivasi secara genetik, sebelum sel tersebut
dapat menerima sinyal mitogenik dari lingkungan di luar sel.
c.
Proses
Pembelahan Sel
Siklus sel adalah
proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom yang
cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan yang
identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang
(siklik)Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang
dialami sel untuk tetap bertahan hidup.
Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu
pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau
translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.
B.
STRUKTUR
SEL
a.
Sel Eukariota
Secara umum setiap sel memiliki membran sel,,sitoplasma,
dan inti sel
atau nukleus. Sitoplasma dan inti sel bersama-sama disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma
berwujud cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai organel
yang memiliki fungsi yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel. Organel
memiliki struktur terpisah dari sitosol dan merupakan
"kompartementasi" di dalam sel, sehingga memungkinkan terjadinya
reaksi yang tidak mungkin berlangsung di sitosol. Sitoplasma juga didukung oleh
jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma sehingga tidak mudah berubah
bentuk.
Organel-organel yang ditemukan pada sitoplasma adalah
:
·
mitokondria
(kondriosom)
·
badan Golgi
(diktiosom)
·
vakuola (khusus tumbuhan)
b.
Sel
Prokariota
Sel tumbuhan dan sel bakteri memiliki lapisan di luar membran yang
dikenal sebagai dinding sel. Dinding sel bersifat tidak elastis
dan membatasi perubahan ukuran sel. Keberadaan dinding sel juga menyebabkan
terbentuknya ruang antarsel, yang pada
tumbuhan menjadi bagian penting dari transportasi hara dan mineral di dalam
tubuh tumbuhan.
Sel tumbuhan
|
Sel hewan
|
Sel bakteri
|
Sel tumbuhan lebih
besar daripada sel hewan.
|
Sel hewan lebih
kecil daripada sel tumbuhan.
|
Sel bakteri sangat
kecil.
|
Mempunyai bentuk
yang tetap.
|
Tidak mempunyai
bentuk yang tetap.
|
Mempunyai bentuk
yang tetap.
|
Mempunyai dinding sel
[cell wall] dari selulosa.
|
Tidak mempunyai dinding sel
[cell wall].
|
Mempunyai dinding sel
[cell wall] dari lipoprotein.
|
Mempunyai plastida.
|
Tidak mempunyai plastida.
|
Tidak mempunyai plastida.
|
Mempunyai vakuola
[vacuole] atau rongga sel yang besar.
|
Tidak mempunyai vakuola.
|
|
|
|
|
Sel tumbuhan
|
Sel hewan
|
Sel bakteri
|
Menyimpan tenaga
dalam bentuk butiran (granul) pati.
|
Menyimpan tenaga
dalam bentuk butiran (granul) glikogen.
|
-
|
Tidak Mempunyai sentrosom
[centrosome].
|
Mempunyai sentrosom
[centrosome].
|
Tidak Mempunyai sentrosom
[centrosome].
|
Tidak memiliki lisosom
[lysosome].
|
Memiliki lisosom
[lysosome].
|
|
Nukleus lebih
kecil daripada vakuola.
|
Nukleus lebih
besar daripada vesikel.
|
Tidak memiliki
nukleus dalam arti sebenarnya.
|
Secara umum, perbedaan tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Hewan
|
Tumbuhan
|
Terdapat sentriol
|
Tidak ada sentriol
|
Tidak ada pembentukan dinding sel
|
Terdapat sitokinesis dan pembentukan dinding sel
|
Ada
kutub animal dan vegetal
|
Tidak ada perbedaan kutub embriogenik, yang ada
semacam epigeal dan hipogeal
|
Jaringan sel hewan bergerak menjadi bentuk yang
berbeda
|
Jaringan sel tumbuhan tumbuh menjadi bentuk yang
berbeda
|
Terdapat proses gastrulasi
|
Terdapat proses histodiferensiasi
|
Tidak terdapat jaringan embrionik seumur hidup
|
Meristem sebagai jaringan embrionik seumur hidup
|
Terdapat batasan pertumbuhan (ukuran tubuh)
|
Tidak ada batasan pertumbuhan, kecuali kemampuan
akar dalam hal menopang berat tubuh bagian atas
|
Apoptosis untuk perkembangan jaringan, melibatkan
mitokondria dan caspase
|
Tidak ada "Apoptosis", yang ada lebih
ke arah proteksi diri, tidak melibatkan mitokondria
|
c. Sel-sel khusus
·
Sel Tidak Berinti, contohnya trombosit dan eritrosit (Sel darah merah). Di dalam sel
darah merah, terdapat hemoglobin sebagai
pengganti nukleus (inti sel).
·
Sel Berinti Banyak, contohnya Paramecium sp
dan sel otot
·
Sel hewan berklorofil, contohnya euglena sp.
Euglena sp adalah hewan uniseluler berklorofil.
·
Sel pendukung, contohnya adalah sel
xilem. Sel xilem akan mati dan meninggalkan dinding sel sebagai
"tulang" dan saluran air. Kedua ini sangatlah membantu dalam proses
transpirasi pada tumbuhan.
C. FUNGSI MEMBRAN
a.
Tentang
Membran
Membran sel (bahasa
Inggris: cell
membrane, plasma membrane, plasmalemma) adalah fitur universal yang
dimiliki oleh semua jenis sel
berupa lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel
dengan lingkungan di luar sel, terutama untuk melindungi inti sel
dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma.
Model molekuler membran mulai dikembangkan beberapa dasawarsa
sebelum membran untuk pertama kalinya dapat dilihat dengan mikroskop elektron
pada tahun 1950-an. Postulat pertama dikemukakan oleh Charles Overton bahwa
membran terbuat dari lipid, atas dasar pengamatannya bahwa zat yang larut dalam
lipid memasuki sel lebih cepat. Baru dua puluh tahun kemudian diketahui bahwa
membran tersusun atas lipid dan protein. Oleh karena itu lipid dan protein
adalah penyusun utama dari membran.
Membran merupakan suatu mozaik fluida yang terdiri atas
lipid, protein, dan karbohidrat. Protein menentukan sebagian besar fungsi
spesifik membran. Ada
dua protein utama membran yaitu protein integral dan protein
periferal.Protein integral adalah protein transmembran dengan daerah
hidrofobik membentang sepanjang interior hidrofobik membran tersebut. Daerah
hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino
nonpolar, yang biasanya tergulung menjadi heliks-a. Bagian yang hidrofilik
berada pada kedua sisi yang aqueous. Protein periferal tidak tertanam dalam bilayer
lipid melainkan terikat longgar pada permukaan membran.
b.
Fungsi
Mebran
Membran Plasma sangat
penting untuk menjaga kehidupan sel. fungsi membran Plasma adalah sebagai
berikut:
1. Melindungi
Isi sel, dan juga mempertahankan isi sel..
2. Mengatur
keluar masuknya molekul-molekul
membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel), artinya ada zat-zat tertentu yang dapat melewati membran dan ada pula yang tidak. Molekul tersebut berguna untuk mempertahankan kehidupan sel.
membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel), artinya ada zat-zat tertentu yang dapat melewati membran dan ada pula yang tidak. Molekul tersebut berguna untuk mempertahankan kehidupan sel.
3. Menerima rangsangan dari luar sel (sebagai
reseptor)
Rangsangan itu berupa zat-zat kimia, misalnya hormon, racun, rancangan listrik, dan rangsangan mekanik, misalnya tusukan dan tekanan, sebagai contoh adalah sel Amoeba. Sel Amoeba yang tidak memiliki indra ternyata mampu menerima rangsangan, baik rangsangan kimia, listrik, maupun mekanik. Bagian sel yang berfungsi sebagai reseptor adalah gilikoprotein
Rangsangan itu berupa zat-zat kimia, misalnya hormon, racun, rancangan listrik, dan rangsangan mekanik, misalnya tusukan dan tekanan, sebagai contoh adalah sel Amoeba. Sel Amoeba yang tidak memiliki indra ternyata mampu menerima rangsangan, baik rangsangan kimia, listrik, maupun mekanik. Bagian sel yang berfungsi sebagai reseptor adalah gilikoprotein
Tidak ada komentar:
Posting Komentar