Sabtu, 12 November 2011

Cara Menulis Daftar Pustaka Yang Baik


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari kita tidak asing lagi dengan buku -  buku yang beraneka  ragam yang dalam setiap buku tersebut terdapat daftar pustaka sebagai alat untuk memberitau pembaca darimana bahan buku tersebut didapatkan. Pada kali ini dalam kesempatan yang baik ini kami ingin menyajikan tentang tata cara menuliskan sebuah daftar pustaka dengan baik dan benar.
Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantmkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau bku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disususn berderet dari atas ke bawah. Salah satu fungsi dari daftar pustaka adalah untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap karya tulis yang bersangkutan.
Fungsi dari daftar pustaka adalah untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang peraran dalam penulisan karya tulis yang kita tulis. Dan fungsi lain daftar pustaka yang tak kalah penting adalah menjaga profesionalitas kita ( jika kita sebagai seorang penulis karya tulis ) terhadap tulisan yang kita buat. Dengan demikian kita sebagai mahasiswa calon penulis kita harus mempelajari bagaimana cara menulis sebuah daftar pustaka yang baik dan benar.

B.     Tujuan
Makalah kami susun dengan tujuan untuk mempelajari tata cara penulisan daftar pustaka dengan baik dan benar dan untuk memenuhi tugas kami sebagai seorang mahasiswa untuk memperoleh nilai yang memuaskan dari pada dosen kami pengasuh mata kuliah Bahasa Indonesia.









BAB II
ISI

A.    Penulisan  Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka menganut sistem American Psychological Assosiation (APA). Berikut ini adalah aturan – aturan yang harus diperhatikan dalam penyusunan daftar rujukan :
1.      Daftar pustaka ditempatkan pada lembar akhir tulisan.
2.      DAFTAR PUSTAKA diketik dengan huruf  capital semua, diletakkan di tengah sehingga sehingga jarak margin kiri dan kanan seimbang.
3.      Sumber rujukan yang hendak dicantumkan dalam daftar pustaka disusun menurut abjad nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan jika tidak ada nama pengarangnya.
4.      Jarak antara DAFTAR PUSTAKA dengan baris pertama adalah empat spasi.
5.      Jika data sumber bacaan lebih dari satu baris,baaris berikutnya diketik satu spasi dan dimulai setelah ketukan delapan dari margin kiri.
6.      Setiap baris akhir suatu sumber bacaaan diakhiri dengan tanda titik.
7.      Jarak antara baris akhir suatu sumber bacaan dengan baris pertama sumber bacaan berikutnya adalah dua spasi.
8.      Gelar akademik tidak dicantumkan dalam daftar pustaka meskipun pada buku yang dijadikan sumber rujukan penulisannya mencantumkan gelar akademik.

B.     Penulisan Suatu Acuan dalam Daftar Pustaka
1.      Buku Sebagai sumber Acuan
Urutan penyebutan keterangan tentang buku adalah sebagai berikut :
a.       Nama pengarang
b.      Tahun terbit
c.       Judul buku
d.      Tempat terbit
e.       Nama penerbit
Tiap – tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebjutan tempat terbit diakhiri tanda titik. Sesudah tahun  terbit diberi titik dua ( : )






Jika yang dicantumkan bukan nama pengarang,melainkan nama lembaga yang menerbitkan,urutan penyebutan didalam daftar pustaka menjadi :
a.       Nama lembaga/badan/instansi yang menerbitkan
b.      Tahun terbit
c.       Judul terbitan
d.      Tempat terbit
Jika yang dicantumkan bukan nama pengarang dan bukan nama lembaga yang menerbitkan,urutan penyajiannya adalah sebagai berikut :
a.       Kata pertama judul buku/karangan
b.      Tahun terbit
c.       Judul buku/karangan lengkap
d.      Tempat tertib
e.       Nama penerbit
Berikut penjelasan lebih rinci penulisan tiap – tiap butir tersebut diatas.
a.      Penulisan Nama Pengarang
1.      Nama pengarang ditulis selengkap – lengkapnya, tanpa mencamtumkan gelar akademik pengarang yang bersangkutan.
2.      Penulisan nama pengarang dilakukan dengan menyebutkan nama akhir lebih dahulu, baru kemudian nama pertama. Nama akhir yang ditulis lebih dahulu itu dipisahkan dengan tanda koma ( , ) dari nama pertama yang ditulis  dibelakang nama akhir.
Contoh :
Banta Beuransah      Beuransah, Banta
Fuad Hasan                          Hasan, Fuad
3.      Jika didalam buku yang di acu itu yang ditulis nama editor, penulisannya dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed,) di belakang nama. Singkatan (Eds.) digunakan jika editornya lebih dari satu.
Contoh :
Letheridge, S. and Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Education: Teaching English as a second language. New York: Preager.
4.      Jika pengarangh terdiri dari dua orang, nama pengarang pertama ditulis sesuai ketentuan butir 2. Diantara kedua nama pengarang itu digunakan kata penghubung dan ( tidak digaris bawahi ).
Contoh : Beuransah, Banta dan Abdullah Rani
5.      Jika pengarang terdiri dari tiga orang atau lebih, nama pengarang pertama ditulis sesuai ketentuan butir 2  Lalu ditambahkan singkatan dkk dan tidak digarisbawahi.
Contoh  : Kadir, Abdul dkk.
6.      Jika beberapa buku yang diacu itu itu ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang disebutkan sekali saja pada buku yang disebut pertama, sedangkan untuk selanjutnya cukup dibuat garis sepanjang sepuluh ketukan yang diakhiri dengan tanda titik.
Contoh :
Hasan, Fuad.
                    ,
b.      Penulisan Tahun Terbit
1.      Penulisan tahun terbit dituliskan sesudah nama pengarang dan dibubuhkan tanda titik sesudah nama terbit. Contoh :
Aminuddin (Ed.). 1990
2.      Jika beberapa buku yang dijadikan bahan pustaka ditulis oleh seorang pengarang dan diterbitkan dalam tahun yang sama, penempatan urutannya berdasarkan pada urutan abjad pada judul bukunya. Kriteria pembedaannya adalah tahun, yaitu dibubuhkan huruf a, b, dan c sesudah tahun terbit, tanpa jarak. Contoh :
Hasan, Fuad. 1982a
----------------, 1982b
3.      Jika beberapa buku yang dijadikan bahan rujukan itu dituls oleh seorang pengarang, tetapi  tahun terbitnya berbeda, penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan urutan berdasarkan urutan terbitan ( dari yang paling lama sampai yang paling baru ).
4.      Jika buku yang dijadikan bahan rujukan itu tidak menyebutkan tahun terbitnya, didalam penyusunan daftar pustaka disebut Tanpa Tahun. Kedua kata ini diawali dengan huruf kapital dan tidak digaris bawahi.
Contoh :
                    Johan. Tanpa Tahun.
                    Amin, Muhammad. Tanpa Tahun.


c.       Judul Buku
1.      Judul buku ditempatkan sesudah tahun terbit dan diberi garis bawah tiap – tiap katanya atau diketik miring ( Kursif ). Judul ditulis dengan huruf capital pada setiap awal kata yang bukan kata tugas seperti di, ke, dari, pada, daripada, untuk, bagi, dan, yang, dengan, yang tidak terletak pada posisi awal. Di belakang judul ditempatkan titik.
Contoh :
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
2.      Laporan penelitian, disertasi, tesis, skripsi atau artikel yang belum diterbitkan, didalam daftar pustaka ditulis dengan diawali dan diakhiri tanda petik. Jadi, yang dicetak miring untuk sumber tersebut adalah kata skripsi, tesis, disertasi, ataupun artikel.
Contoh :
Alamsyah, Teuku. 1997. “Karakteristik Bahasa Guru dalam Interaksi Belajar – Mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar”. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS IKIP Malang.
3.      Jika sumber acuan merupakan karya terjemahan, dinyatakan seperti didalam contoh berikut :
Spradley, James P. 1997.Methode Etnografi. Terjemahan oleh Misbah Zulfa Elizabeth dari The Etnographic Interview ( Tanpa Tahun ). Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
d.      Tempat terbit dan Nama Penerbit
1.      tempat terbit sumber rujukan/acuan,baik buku maupun rujukan lainnya ditempatkan sesudah judul atau keterangan judul  ( misalnya : edisi, jilid ). Sesudah tempat terbit dituliskan nama penerbit dengan dipisahkan oleh tanda titik dua dari tempat terbit dengan jarak satu ketukan.
Contoh :
Berlin, B.,dan Kay P. 2001. basic color term. Berkeley dan Los Angeles : University of California Press.
2.      sesudah penyebutan nama penerbit ditempatkan tanda titik.
3.      rujukan dari lembaga yang ditulis  atas nama lembaga tersebut, nama penerbit adalah nama lembaga yang bertanggung jawab atas penerbit karangan tersebut.
Contoh :
Pusat pembinaaan dan pengembangan bahasa. 1988. pedoman penulisan laporan penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan  dan Kebudayaan.
4.      jika lembaga penerbit dijadikan pengarang ( Ditempatkan pada jalur pertama ), nama penerbit tidak disebutkan lagi.
Contoh :
Biro Pusat Statistik. 1993. Statistical Pocketbook of Indonesia. Jakarta.



2.      Artikel dalam Majalah/Jurnal atau Koran sebagai Sumber Acuan
Jika sumber acuan berasal ari artikel dalam majalah/jurnal, ururtan yang perlu disebutkan dalam daftar rujukan adalah sebagai berikut :
a.       Nama Pengarang
b.      Tahun terbit
c.       Judul artikel
d.      Nama majalah/jurnal
e.       Terbitan ke berapa ( Kalau ada )
f.       Nomor majalah atau bulan terbitan.
g.      Nomor halaman

Tiap – tiap penyebutan keterangan nama pengarang, tahun terbit, dan judul artikel diakhiri dengan titik. Nama majalah/jurnal dan tahu terbit dipisahkan oleh satu ketukan, sedangkan sedangkan nomor majalah/jurnal ditempatkan didalam tanda kurunng. Nomor halaman dipisahkan dengan tanda titik dua dari nomor majalah/jurnal.
Contoh :
Suprapto, Riga Adiwoso 1989. Perubahan Sosial dan Perkembangan Bahasa.
            Prisma, XVIII (1): 61-120.
Bernet, D.C. 2000. English Preposition: a Stratificational approach. Jurnal Of Linguistic, 4: 153-172.

Jika sumber acuan berasal dari artikel dalam surat kabar, urutan penyebutan keterangannya adalah sebagai berikut :
a.       Nama pengarang
b.      Tahun Terbit
c.       Judul Artikel
d.      Nama Surat Kabar
e.       Tanggal Terbit
Tiap – tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan nama surat kabar, diakhiri dengan tanda titik. Nama surat kabar dan tanggal terbit dipisahkan oleh tanda koma.
Contoh :
Tabah, Anton. 1989. Polwan semakin Efektif dalam Penegakan Hukum. Suara Pembaharuan, 1 September 1989.




3.      Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Lokakarya, atau Penataran sebagai Rujukan
Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul makalah ditulis dalam tanda petik ganda, kata makalah dicetak miring, kemudian diikuti pernyataan “ Makalah disajikan dalam ….” Nama pertemuan, lembaga penyelenggara, dan tanggal serta bulan penyelenggaraan.
  Contoh :
  Amin, Abdullah. 2006. “Panduan Penulisan Proposal Penelitian Kualitatif”
  Makalah   disajikan dalam pelatihan Penulisan Karya Ilmiah bagi Guru – Guru
  se-    Provinsi NAD, Depdiknas Provinsi NAD, Banda Aceh, 12 s.d 20 Juli.

4.      Rujukan dari Internet Berupa Artikel dari Jurnal
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti oleh tahun, judul karya (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung ( online ), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan di akses, diantara tanda kurung.
Contoh :
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan tesnya.
Jurnal Ilmu Pendidikan, (online), Jilid 5, No.4 ( Http://www.malang.ac.id.,             
di akses 20 januari 2000).
5.      Rujukan dari Internet Berupa E-mail Pribadi
Nama pengirim ( jika ada ) disertai keterangan dalam kurung ( alamat e-mail pengirim ), diikuti oleh tanggal,bulan,tahun,topic isi bahan (dicetak miring), nama yang dikirimi disertai keterangan dala kurung (alamat e-mail yang dikirim).
            Contoh :
            Davis, A. (a.davis@uwts.edu.au.) 10 Juni 1996. Learning to Use Web Authoring
Tolls. Email kepada Alison Hunter (huntera@usq.edu.au).

Sel Makhluk Hidup



A.    SEL
a.      Pengertian
Sel  merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Oleh karena itu, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.Semua organisme selular terbagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan arsitektur basal dari selnya, yaitu organisme prokariota dan organisme eukariota.
Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi internal sel yang relatif lebih sederhana. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yang besar: eubakteria yang meliputi hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok prokariota yang sangat mirip dengan bakteri dan berkembang-biak di lingkungan yang ekstrem seperti sumber air panas yang bersifat asam atau air yang mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Genom prokariota terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar, tanpa organisasi DNA.
b.      Perkembangan Sel
Di dalam tubuh manusia, telah dikenali sekitar 210 jenis sel. Sebagaimana organisme multiselular lainnya, kehidupan manusia juga dimulai dari sebuah sel embrio diploid hasil dari fusi haploid oosit dan spermatosit yang kemudian mengalami serangkaian mitosis. Pada tahap awal, sel-sel embrio bersifat totipoten, setiap sel memiliki kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi salah satu dari seluruh jenis sel tubuh. Selang berjalannya tahap perkembangan, kapasitas diferensiasi menjadi menurun menjadi pluripoten, hingga menjadi sel progenitor yang hanya memiliki kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi satu jenis sel saja, dengan kapasitas unipoten.
Pada level molekular, perkembangan sel dikendalikan melalui suatu proses pembelahan sel, diferensiasi sel, morfogenesis dan apoptosis. Tiap proses, pada awalnya, diaktivasi secara genetik, sebelum sel tersebut dapat menerima sinyal mitogenik dari lingkungan di luar sel.
c.       Proses Pembelahan Sel
Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik)Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel untuk tetap bertahan hidup.
Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.
B.     STRUKTUR SEL
a.      Sel Eukariota
Secara umum setiap sel memiliki membran sel,,sitoplasma, dan inti sel atau nukleus. Sitoplasma dan inti sel bersama-sama disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma berwujud cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai organel yang memiliki fungsi yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel. Organel memiliki struktur terpisah dari sitosol dan merupakan "kompartementasi" di dalam sel, sehingga memungkinkan terjadinya reaksi yang tidak mungkin berlangsung di sitosol. Sitoplasma juga didukung oleh jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma sehingga tidak mudah berubah bentuk.
Organel-organel yang ditemukan pada sitoplasma adalah :
·         mitokondria (kondriosom)
·         badan Golgi (diktiosom)
·         retikulum endoplasma
·         plastida (khusus tumbuhan, mencakup leukoplas, kloroplas, dan kromoplas)
·         vakuola (khusus tumbuhan)

 

b.      Sel Prokariota
Sel tumbuhan dan sel bakteri memiliki lapisan di luar membran yang dikenal sebagai dinding sel. Dinding sel bersifat tidak elastis dan membatasi perubahan ukuran sel. Keberadaan dinding sel juga menyebabkan terbentuknya ruang antarsel, yang pada tumbuhan menjadi bagian penting dari transportasi hara dan mineral di dalam tubuh tumbuhan.
Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut:
Sel tumbuhan
Sel hewan
Sel bakteri
Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan.
Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
Sel bakteri sangat kecil.
Mempunyai bentuk yang tetap.
Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
Mempunyai bentuk yang tetap.
Mempunyai dinding sel [cell wall] dari selulosa.
Tidak mempunyai dinding sel [cell wall].
Mempunyai dinding sel [cell wall] dari lipoprotein.
Mempunyai plastida.
Tidak mempunyai plastida.
Tidak mempunyai plastida.
Mempunyai vakuola [vacuole] atau rongga sel yang besar.
Tidak mempunyai vakuola [vacuole], walaupun kadang-kadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Yang biasa dimiliki hewan adalah vesikel atau [vesicle].
Tidak mempunyai vakuola.



Sel tumbuhan
Sel hewan
Sel bakteri
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati.
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen.
-
Tidak Mempunyai sentrosom [centrosome].
Mempunyai sentrosom [centrosome].
Tidak Mempunyai sentrosom [centrosome].
Tidak memiliki lisosom [lysosome].
Memiliki lisosom [lysosome].

Nukleus lebih kecil daripada vakuola.
Nukleus lebih besar daripada vesikel.
Tidak memiliki nukleus dalam arti sebenarnya.

Secara umum, perbedaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
Hewan
Tumbuhan
Terdapat sentriol
Tidak ada sentriol
Tidak ada pembentukan dinding sel
Terdapat sitokinesis dan pembentukan dinding sel
Ada kutub animal dan vegetal
Tidak ada perbedaan kutub embriogenik, yang ada semacam epigeal dan hipogeal
Jaringan sel hewan bergerak menjadi bentuk yang berbeda
Jaringan sel tumbuhan tumbuh menjadi bentuk yang berbeda
Terdapat proses gastrulasi
Terdapat proses histodiferensiasi
Tidak terdapat jaringan embrionik seumur hidup
Meristem sebagai jaringan embrionik seumur hidup
Terdapat batasan pertumbuhan (ukuran tubuh)
Tidak ada batasan pertumbuhan, kecuali kemampuan akar dalam hal menopang berat tubuh bagian atas
Apoptosis untuk perkembangan jaringan, melibatkan mitokondria dan caspase
Tidak ada "Apoptosis", yang ada lebih ke arah proteksi diri, tidak melibatkan mitokondria

c.      Sel-sel khusus

·         Sel Tidak Berinti, contohnya trombosit dan eritrosit (Sel darah merah). Di dalam sel darah merah, terdapat hemoglobin sebagai pengganti nukleus (inti sel).
·         Sel Berinti Banyak, contohnya Paramecium sp dan sel otot
·         Sel hewan berklorofil, contohnya euglena sp. Euglena sp adalah hewan uniseluler berklorofil.
·         Sel pendukung, contohnya adalah sel xilem. Sel xilem akan mati dan meninggalkan dinding sel sebagai "tulang" dan saluran air. Kedua ini sangatlah membantu dalam proses transpirasi pada tumbuhan.


C.  FUNGSI MEMBRAN
a.      Tentang Membran
Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane, plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel, terutama untuk melindungi inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma.
Model molekuler membran mulai dikembangkan beberapa dasawarsa sebelum membran untuk pertama kalinya dapat dilihat dengan mikroskop elektron pada tahun 1950-an. Postulat pertama dikemukakan oleh Charles Overton bahwa membran terbuat dari lipid, atas dasar pengamatannya bahwa zat yang larut dalam lipid memasuki sel lebih cepat. Baru dua puluh tahun kemudian diketahui bahwa membran tersusun atas lipid dan protein. Oleh karena itu lipid dan protein adalah penyusun utama dari membran.
Membran merupakan suatu mozaik fluida yang terdiri atas lipid, protein, dan karbohidrat. Protein menentukan sebagian besar fungsi spesifik membran. Ada dua protein utama membran yaitu protein integral dan protein periferal.Protein integral adalah protein transmembran dengan daerah hidrofobik membentang sepanjang interior hidrofobik membran tersebut. Daerah hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino nonpolar, yang biasanya tergulung menjadi heliks-a. Bagian yang hidrofilik berada pada kedua sisi yang aqueous. Protein periferal tidak tertanam dalam bilayer lipid melainkan terikat longgar pada permukaan membran.

b.      Fungsi Mebran
  Membran Plasma sangat penting untuk menjaga kehidupan sel. fungsi membran Plasma adalah sebagai berikut:
1.      Melindungi Isi sel, dan juga mempertahankan isi sel..
2.      Mengatur keluar masuknya molekul-molekul
membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel), artinya ada zat-zat tertentu yang dapat melewati membran dan ada pula yang tidak. Molekul tersebut berguna untuk mempertahankan kehidupan sel.
3.       Menerima rangsangan dari luar sel (sebagai reseptor)
Rangsangan itu berupa zat-zat kimia, misalnya hormon, racun, rancangan listrik, dan rangsangan mekanik, misalnya tusukan dan tekanan, sebagai contoh adalah sel Amoeba. Sel Amoeba yang tidak memiliki indra ternyata mampu menerima rangsangan, baik rangsangan kimia, listrik, maupun mekanik. Bagian sel yang berfungsi sebagai reseptor adalah gilikoprotein